Explore. Relax. Heal.
Semua orang itu bisa menjadi kreatif, berbeda dengan menjadi orang yang artistik. Banyak orang bersembunyi dibalik kalimat “Aduh, saya ga kreatif”, “Ah ga bisa gambar, ga main musik, ga nyeni deh pokoknya!”. Padahal menjadi orang yang kreatif tak perlu harus ‘nyeni’.
Proses kreatif itu bermacam-macam. Menggambar, melukis, menulis, berkebun, bermusik, menari, memasak, bahkan dalam dunia kerja kantor pun dibutuhkan proses kreatif, misalnya dalam problem solving, kerja tim dan lainnya. Mengasah kreativitas pun penting untuk pengembangan diri.
Secara tak sadar, sehari-hari pun kita selalu menggunakan cara kreatif untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Coba ingat-ingat kejadian sehari-hari, misalnya ketika anak tak mau makan. Pasti para ibu jungkir balik mencari cara agar sang anak mau makan.
Bagi sebagian orang, eksplorasi kreatif bisa menjadi media yang menenangkan untuk menyalurkan perasaan sedih, kecewa, terluka atau tidak percaya diri. Menurut beberapa penelitian, salah satu teknik self-healing yang efektif bagi orang yang mengalami trauma adalah melakukan kegiatan eksplorasi kreatif.
Dengan mengekplorasi diri, kita dapat mengetahui tentang siapa diri kita, apa yang kita mau, apa yang kita suka dan kemana tujuan hidup kita dengan cara yang lebih kreatif. Kita merakit diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan sebagai bentuk self-love. No judgement. Just do it for fun.
Ingat ya, merakit diri merupakan sebuah proses juga. Bukan jalan pintas. Semua proses itu butuh usaha, jerih payah dan perjuangan. Bukan hasil akhir yang menentukan segalanya tetapi prosesnya yang akan membentuk diri kita masing-masing.
Dengan mempunyai pikiran kreatif dan melakukan kegiatan kreatif, kita juga dapat menginspirasi orang lain. Yuk kita mulai kreatif merakit diri!